Ketika Kimi Räikkönen memutuskan untuk comeback ke Formula 1 pada tahun 2012 bersama tim Lotus, banyak yang menyambutnya dengan rasa penasaran. Usai dua tahun vakum dari F1 dan mencoba peruntungan di ajang reli serta NASCAR, publik bertanya-tanya: apakah “The Iceman” masih bisa bersaing di level tertinggi?

Menariknya, bukan cuma publik yang tak terlalu yakin — bos tim Lotus saat itu, Gérard Lopéz, juga mengakui bahwa mereka tak menaruh ekspektasi tinggi terhadap sang juara dunia 2007.
Minim Harapan, Maksimal Performa
Namun, seperti yang sering terjadi dengan Kimi, dia membungkam semua keraguan dengan performa dingin tapi mematikan. Selama dua musim bersama Lotus (2012–2013), Räikkönen berhasil naik podium sebanyak 15 kali dan memenangkan dua balapan, termasuk kemenangan spektakuler di GP Abu Dhabi 2012.

Comeback-nya dinilai sebagai salah satu yang paling sukses dalam sejarah F1 modern. Kimi membuktikan bahwa meski sempat “pensiun”, insting balap dan kecepatannya masih tajam seperti dulu.
Gaji Fantastis, Tapi Masih Tersisa Hutang
Namun, di balik keberhasilan tersebut, ternyata ada cerita pahit yang mencuat dalam buku biografi berjudul ‘The Real Kimi Räikkönen’ (terbit 2018). Dalam buku itu disebutkan bahwa tim Lotus masih berhutang kepada Kimi sekitar Rp75 miliar dari total Rp525 miliar dalam bentuk gaji dan bonus performa yang seharusnya ia terima selama dua musim membela tim asal Inggris tersebut.

Meski tetap profesional dan jarang mengeluh di depan publik, kisah ini memperlihatkan sisi lain dari dunia F1 — bahwa di balik gemerlap balapan dan podium, persoalan finansial tim bisa menjadi masalah serius, bahkan untuk pembalap sekelas juara dunia.
Räikkönen Tetap Jadi Favorit Penggemar
Meski urusan finansial belum sepenuhnya beres, nama Kimi tetap harum di kalangan penggemar Lotus dan F1 secara umum. Sikap kalem, gaya bicara lugas, dan karisma dingin khasnya menjadikan ia salah satu pembalap paling ikonik dalam sejarah Formula 1.

Usai masa bakti bersama Lotus, Räikkönen kembali ke Ferrari pada 2014 hingga 2018, dan kemudian menutup kariernya bersama Alfa Romeo sebelum pensiun pada akhir musim 2021.