Jepang diguncang salah satu bencana terparah dalam sejarah modernnya. Gempa bumi dahsyat dan tsunami besar melanda pesisir timur, memicu kehancuran massal dan menyebabkan kebocoran radioaktif di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima. Tragedi itu memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka, meninggalkan kota-kota yang kemudian menjadi wilayah terlarang penuh kenangan yang tertinggal.

Bertahun-tahun setelah bencana, fotografer asal Malaysia, Keow Wee Loong, memberanikan diri memasuki zona terlarang Fukushima. Di tengah bangunan yang porak-poranda dan jalanan yang ditelan waktu, ia menemukan pemandangan yang begitu kontras—sebuah konsol PlayStation 2 masih terbungkus plastik di rak toko, seolah menunggu pembeli yang tak pernah datang.

Penemuan sederhana itu menghadirkan kesan yang mendalam. Bukan hanya nostalgia terhadap masa keemasan permainan video, tetapi juga gambaran nyata tentang bagaimana kehidupan manusia dapat berhenti dalam sekejap. Barang-barang sehari-hari, yang dulu tampak biasa, kini menjadi saksi bisu dari kehidupan yang terputus mendadak oleh kekuatan alam.

Konsol PlayStation 2 yang tersisa di toko tersebut kini menjadi simbol waktu yang membekumengingatkan dunia bahwa di balik kemajuan teknologi dan peradaban, manusia tetap rapuh di hadapan alam. Melalui lensa Keow Wee Loong, Fukushima bukan hanya tentang bencana, tetapi juga tentang keheningan, kehilangan, dan kenangan yang tak pernah benar-benar hilang.
