Indonesia kembali memperkuat lini pertahanan strategisnya dengan rencana kedatangan rudal balistik jarak pendek KHAN buatan Turki. Rudal ini menjadi salah satu sistem persenjataan tercanggih yang akan dimiliki Indonesia, dan kehadirannya digadang-gadang sebagai langkah signifikan dalam modernisasi alutsista nasional.

Dirancang oleh perusahaan pertahanan terkemuka Turki, Roketsan, rudal KHAN mampu melesat dengan kecepatan Mach 5—lima kali kecepatan suara—dan menjangkau target sejauh 280 km. Tak hanya mengandalkan daya jelajah, KHAN juga dikenal dengan akurasi tinggi, yakni hanya memiliki margin kesalahan 10–12 meter dari titik sasaran.
Diluncurkan dari BMC 8×8: Kendaraan Tangguh Pendukung KHAN
Yang membuat sistem senjata ini semakin istimewa adalah kendaraan peluncurnya. KHAN dibawa oleh BMC 8×8, kendaraan peluncur (TEL – Transporter Erector Launcher) berpenggerak semua roda, yang tangguh dan mampu beroperasi di berbagai medan ekstrem.

BMC 8×8 dilengkapi ban run-flat—yang tetap bisa digunakan meski tertusuk—serta sistem inflasi ban otomatis (CTIS), sehingga tekanan ban bisa disesuaikan dengan kondisi jalan secara real-time. Fitur-fitur ini menjadikan kendaraan peluncur ini sangat andal untuk mobilitas tempur di wilayah yang menantang, termasuk pegunungan, hutan, dan area pesisir.

Penampakan kendaraan ini pertama kali terlihat di pameran pertahanan internasional IDEF 2025 di Turki. Unit yang dipamerkan saat itu disebut-sebut sebagai versi ekspor khusus untuk Indonesia, menandai kedekatan kerja sama strategis antara kedua negara dalam bidang militer.
Langkah Strategis Menuju Kemandirian Pertahanan
Kedatangan rudal KHAN ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang Indonesia untuk membangun kekuatan pertahanan modern dan responsif. Dengan karakteristik “shoot-and-scoot” (tembak lalu segera berpindah), sistem KHAN sangat cocok digunakan dalam skenario peperangan modern, baik untuk pertahanan pantai, perlindungan aset strategis, maupun sebagai bagian dari kekuatan deteren regional.

Melalui pengadaan ini, Indonesia tidak hanya membeli sistem senjata, tapi juga membuka peluang untuk transfer teknologi dan peningkatan kemampuan industri pertahanan dalam negeri di masa depan.
