Sebuah inovasi luar biasa dari kota teknologi dan budaya, Osaka, telah menarik perhatian dunia. Jepang, yang dikenal sebagai pionir dalam teknologi futuristik, kembali membuat gebrakan dengan menciptakan kapsul mandi bertenaga kecerdasan buatan (AI) yang diklaim mampu merevolusi cara manusia menjaga kebersihan tubuh.
Produk inovatif ini diberi nama “Mira Ningen Sentakuki”, yang secara harfiah berarti “Mesin Cuci Manusia Masa Depan”. Sesuai dengan namanya, perangkat ini dirancang untuk menggantikan rutinitas mandi konvensional dengan proses otomatis yang cerdas dan efisien. Hanya dalam 15 menit, kapsul ini mampu membersihkan dan mengeringkan tubuh secara menyeluruh — tanpa perlu menggosok, membilas, atau menggunakan handuk.
Teknologi di Balik Kapsul Mandi Futuristik
Mira Ningen Sentakuki menggabungkan teknologi sensor biometrik, semprotan air bertekanan tinggi yang disesuaikan dengan kondisi kulit pengguna, serta sistem pengering berbasis ion dan udara hangat. Kecerdasan buatan yang tertanam dalam kapsul mampu mengenali jenis kulit, suhu tubuh, bahkan area yang membutuhkan perhatian lebih — seperti bagian kulit yang lebih kering atau sensitif.
Tak hanya membersihkan tubuh, kapsul ini juga dapat memberikan aromaterapi, terapi cahaya, dan pelembap otomatis, memberikan pengalaman spa pribadi yang lengkap hanya dalam waktu singkat.
Ramah Lingkungan dan Efisien
Salah satu keunggulan dari mesin cuci manusia ini adalah efisiensinya dalam penggunaan air dan energi. Dibandingkan dengan mandi konvensional, kapsul ini diklaim menggunakan hingga 60% lebih sedikit air, menjadikannya solusi yang ramah lingkungan untuk masa depan, terutama di tengah kekhawatiran global akan krisis air bersih.
Masa Depan Perawatan Diri?
Dengan desain futuristik dan kemampuan yang serba otomatis, Mira Ningen Sentakuki membuka peluang baru dalam dunia perawatan diri, terutama bagi mereka yang memiliki mobilitas terbatas, lansia, atau individu dengan kebutuhan khusus. Selain itu, kapsul ini juga menjanjikan pengalaman mandi yang lebih cepat dan higienis di tengah kehidupan modern yang serba cepat.
