Sebuah inisiatif global bernama Global Sumud Flotilla telah diluncurkan, melibatkan lebih dari 50 kapal dari sekitar 44 negara yang berlayar menuju Gaza untuk menantang blokade laut yang diberlakukan oleh Israel. Misi ini membawa bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan penting seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan, bagi lebih dari dua juta penduduk Gaza yang saat ini menghadapi krisis kemanusiaan akut.
Flotilla ini digambarkan sebagai salah satu bentuk solidaritas internasional terbesar yang pernah dilakukan melalui jalur laut untuk mendukung rakyat Palestina. Para peserta terdiri dari aktivis kemanusiaan, dokter, pengacara, jurnalis, dan warga sipil dari berbagai latar belakang yang menyatakan komitmennya terhadap prinsip-prinsip hak asasi manusia dan hukum internasional.
Namun, perjalanan flotilla ini tidak berjalan tanpa tantangan. Beberapa kapal melaporkan mengalami gangguan komunikasi, serangan drone, serta ledakan misterius saat berlayar di perairan internasional dekat Yunani. Meskipun insiden tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, ketegangan meningkat di antara awak dan peserta misi.
Belum ada pihak yang secara resmi mengklaim tanggung jawab atas insiden-insiden tersebut, namun banyak pihak menduga bahwa tindakan itu merupakan upaya penghalangan terhadap misi kemanusiaan ini.
Sebagai bentuk perlindungan terhadap warganya yang terlibat dalam misi tersebut, Italia dan Spanyol telah mengerahkan kapal angkatan laut mereka untuk mengawal flotilla. Kedua negara menegaskan bahwa ini adalah misi kemanusiaan, bukan konfrontasi militer, dan bahwa warga sipil yang terlibat berhak atas perlindungan di bawah hukum internasional.
“Kami tidak akan membiarkan warga negara kami berada dalam bahaya saat mereka menjalankan misi kemanusiaan. Ini adalah bagian dari tanggung jawab kami sebagai negara anggota Uni Eropa,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Italia.
Misi Global Sumud Flotilla mengingatkan pada serangkaian upaya serupa di masa lalu, termasuk flotilla Freedom Flotilla tahun 2010 yang berakhir tragis ketika pasukan Israel menyerbu kapal Mavi Marmara, menyebabkan kematian beberapa aktivis.
Kini, dunia memantau dengan saksama bagaimana Israel akan merespons armada kemanusiaan ini. Pemerintah Israel sejauh ini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait keberangkatan Global Sumud Flotilla, namun militer Israel dikenal memiliki kebijakan ketat terhadap masuknya kapal asing ke wilayah perairan Gaza.